Al-Qur'an Surat Hud Ayat 7 : "Dialah yang
menciptakan langit dan bumi dalam waktu enam hari"
Enam hari disini bukan berarti waktu sebenarnya
karena pada waktu itu, belum ada bumi yang mengelilingi matahari, yang
dimaksudkan enam hari disini adalah enam masa/ tahapan. Teori Big Bang atau
ledakan besar ini dikemukan oleh seorang astronomi Amerika yang bernama Edwin
Hubble tahun 1929. Teori Big Bang ini sendiri di bagi atas enam masa/ tahapan :
Surat An-Nazi'at ayat 27-33
"Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah
langit? Allah telah membinanya {27} Dia meninggikan bangunannya lalu
menyempurnakannya {28} dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan
siangnya terang benderang {29} Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya {30} Ia
memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya {31}
Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh {32} (semua itu) untuk
kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu {33}"
Dari sejumlah ayat Al-Qur"an yang berkaitan
dengan enam masa, Surat An-Nazi"at ayat 27-33 di atas tampaknya dapat
menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai
dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut:
Masa I (ayat 27): penciptaan langit pertama kali
Jika alam semesta dapat bergerak mundur ke masa
lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan
menunjukkan bahwa 'titik tunggal' ini yang berisi semua materi alam semesta
haruslah memiliki 'volume nol', dan 'kepadatan tak hingga'. Alam semesta telah
terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol. Ledakan raksasa yang
menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang'. Teori Big Bang
menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud,
dan kemudian terpisah-pisah. Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam
semesta telah 'diciptakan dari ketiadaan', dengan kata lain ia diciptakan oleh
Allah SWT. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern
pada abad 20, telah dinyatakan dalam Alqur'an 14 abad lampau: "ia Pencipta
langit dan bumi" Surat Al-An'aam ayat 101.
Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut "big bang", kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran sinar infra-red. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen yang berubah.
Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut "big bang", kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran sinar infra-red. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen yang berubah.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua
kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga,
dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang
dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur
filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal
sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.
Masa II (ayat 2: pengembangan dan penyempurnaan)
Dalam ayat 28 di atas terdapat kata
"meninggikan bangunan" dan "menyempurnakan". Kata
"meninggikan bangunan" dianalogikan dengan alam semesta yang
mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi.
Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dimana kismis tersebut
dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut
pun akan semakin menjauh.
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah
kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang,
melainkan proses pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek
doppler sederhana, dapat diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang,
yaitu sekitar 13.7 miliar tahun.
Sedangkan kata "menyempurnakan",
menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses
yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus
terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan
mengerut.
Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bumi
Surat An-Nazi"ayat 29 menyebutkan bahwa Allah
menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat
tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya
dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata
surya diperkirakan seperti pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira
sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di
atas, hanya ukurannya lebih kecil.
Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua
unsur yang ada di Bumi berasal dari reaksi nuklir dalam inti besinya. Lain
halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti besi. Unsur kimianya pun mirip
dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, disimpulkan bahwa Bulan
adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih lunak. Lontaran ini terjadi
karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang berukuran sangat besar
(sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan
akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.
Masa IV (ayat 30): awal mula daratan di Bumi
Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat
diartikan sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.
Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan
Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya, "Katakanlah: "Sesungguhnya
patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan
sekutu-sekutu bagi-Nya?" (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta
alam".
Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet
Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi
belum terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan
evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada air.
Jadi, darimana datangnya air? Air diperkirakan
berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis.
Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi
dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama.
Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada
air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen
yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.
Karena semua kehidupan berasal dari air, maka
setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai
muncul di dalam air.
Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia
Dalam ayat 32 di atas, disebutkan
"รข?¦gunung-gunung dipancangkan dengan teguh." Artinya, gunung-gunung
terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan
pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika
superkontinen Pangaea mulai terpecah. Proses detail terbentuknya gunung dapat
dilihat pada artikel sebelumnya yang ditulis oleh Dr.Eng. Ir. Teuku Abdullah
Sanny, M.Sc tentang fungsi gunung sebagai pasak bumi.
Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk,
terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di
atas. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi.
Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka
empat masa tersebut dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat
Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, "Dan dia menciptakan di bumi itu
gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya".
Jadi, beratus-ratus tahun sebelum ditemukannya teori
big bang, proses pembentukan alam semesta sudah tertera di dalam Al-Quran.
1 komentar:
NICE POST (Y)
Posting Komentar