Ada banyak jenis phobia yang diderita orang. Salah satunya adalah phobia pada ketinggian atau disebut juga dengan istilah acrophobia.
Seseorang yang menderita phobia pada ketinggian akan menghindarkan diri
untuk berada pada tempat-tempat dengan ketinggian tertentu. Bila sangat
terpaksa untuk naik ke tempat tinggi, biasanya yang terjadi adalah rasa
tegang yang luar biasa, mual, pusing, berkeringat dingin, ritme jantung
yang tidak beraturan dan sesak nafas. Untuk kasus dengan tingkat
keparahan tertentu, penderita akan merasa takut meskipun ia berada di
tempat yang tingginya hanya tiga meter dari permukaan tanah sekalipun.
Mengapa Phobia Pada Ketinggian Bisa Terjadi?
Banyak orang mempertanyakan mengapa phobia pada ketinggian bisa
terjadi? Padahal tidak selamanya berada pada posisi ketinggian tertentu
itu menakutkan dan membahayakan. Namun, ilmuwan University College London
berhasil menemukan jawabannya. Dari hasil penelitian tentang kerja
organ tubuh dan kaitannya dengan kondisi psikologis seseorang terhadap
ketakutan, para ilmuwan mengatakan bahwa phobia ketinggian bisa terjadi
karena dipengaruhi oleh otak. Otak manusia sangat peka dan lincah
menentukan posisi tubuh terutama kaki ketika sedang menginjak bumi.
Namun ketika tubuh berada di posisi ketinggian dimana kaki tidak
menginjak bumi, serta merta kerja otak menjadi “gagu” atau gamang.
Itulah yang akhirnya membuat orang bereaksi ketakuatan ketika berada
pada tempat yang tinggi.
Sebenarnya rasa takut merupakan reaksi manusiawi yang secara biologis
dan merupakan mekanisme perlindungan bagi seseorang pada saat
menghadapi bahaya. Ketakutan adalah emosi yang muncul pada saat orang
menghadapi suatu ancaman yang membahayakan hidup atau salah satu bidang
kehidupan tertentu. Ketakutan biasa disebut dengan tanda peringatan
terhadap hidup, peringatan agar berhenti, melihat atau mendengarkan.
Tapi, untuk para penderita phobia ketinggian, mereka seringkali merasa
ketakutan yang sangat berlebihan meskipun sebenarnya mereka tidak selalu
berada pada tempat tinggi yang membahayakan jiwanya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Phobia Pada Ketinggian
Ragam faktor yang bisa menjadi pemicu terjadinya phobia pada ketinggian. Diantaranya:
- Peristiwa yang traumatis
Kebanyakan phobia pada ketinggian terjadi karena faktor traumatis masa lalu penderitanya. Mungkin penderita sebelumnya pernah terjatuh dari tempat tinggi dan meninggalkan rasa sakit yang luar biasa dan sulit untuk dilupakan. - Pola Asuh yang Keliru
Mungkin saja penderita Phobia terhadap ketinggian dulunya diasuh oleh orang tua yang selalu menakut-nakutinya tentang tempat yang tinggi. Para orang tua “meracuni” pemikiran anaknya bahwa tempat yang tinggi itu mengerikan. Tujuan orang tua sebenarnya agar si anak tidak bermain-main pada tempat yang tinggi, namun ternyata salah cara penyampaian justru akan berpengaruh pada kondisi psikologis anak di kemudian hari. - Keyakinan yang salah
Keyakinan yang salah terjadi karena seoseorang kerap membenarkan bahwa tempat tinggi akan selalu membahayakan. Padahal tidak selamanya keyakinan seperti itu benar. Berada pada posisi tinggi atau tidak, bila tidak berhati-hati tentu akan berbahaya, bukan?
Ada beberapa metode yang bisa dijadikan tips untuk menghilangkan phobia pada ketinggian, yaitu:
- Tips metode hypnotheraphy
Melalui metode ini penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan rasa ketakutannya. Nantinya sugesti-sugesti itu harus ia ingat terus menerus hingga ia mulai melupakan ketakutannya sendiri. Metode seperti ini hampir sama seperti metode penyembuhan dari dalam diri penderita. - Tips metode exposure treatment yang ekstrem
Tips selanjutnya bisa dengan menggunakan metode exposure treatment yang ekstrim. Teknisnya, si penderita fobia pada ketinggian diletakkan pada tempat yang tinggi berulang kali hingga akhirnya ia terbiasa berada pada posisi tersebut dan ketakutannya terlupakan. - Tips Metode desentisisasi sistematis
Biasanya metode yang satu ini ampuh untuk mengatasi phobia dalam tingkat keparahan ringan. Si penderita phobia yang takut pada ketinggian diminta membayangkan hal-hal yang indah ketika berada di ketinggian. Misalnya membayangkan serunya bermain flying fox, roller coaster, dan lain sebagainya. - Tips metode abreaksi
Pada metode ini, penderita yang sebelumnya membayangkan serunya berada di ketinggian, diminta membiasakan diri terus menerus berimajinasi seperti tersebut. Melihat tayangan televisi yang menyuguhkan aksi yang menyenangkan di ketinggian pun bisa menjadi tips ampuh. Baru setelah terbiasa mengimajinasikannya, pelan-pelan si penderita dibawa ke tempat-tempat tinggi dan mintalah ia untuk melakukan sesuai apa yang sedang diimajinasikannya. - Tips metode reframing
Penderita fobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita bisa mengalami phobia ketinggian. Saat ia terkenang, motivasikan pada dirinya bahwa sebenarnya semua orang bisa mengalami seperti dirinya namun berhasil keluar dari ketakutan-ketakutannya. Motivasi yang dilakukan berulangkali tentu akan menumbuhkan kepercayadirian sekaligus membangkitkan keberaniannya kembali.
1 komentar:
NICE POST (Y)
Posting Komentar